Menulis Buruk

Tidak ada orang yang tidak ingin menjadi sempurna. Begitulah kiranya, apa yang anda pikirkan ketika ingin pertama kali menulis sebuah cerita. Anda ingin cerita yang anda bangun sempurna, punya plot yang mengesankan, tokoh yang menarik, bahkan bisa membuat orang tersedu-sedu mmebacanya. Itu sebuah pikiran yang sangat baik, tapi tidak baik.

Bagaimana maksudnya?

Tuntutan untuk menulis secara sempurna akan membuat anda terbebani. Itu akan membuat anda berkutat berjam-jam dengan draf yang rupanya baru anda tulis sebanyak satu paragraf. Itu masih terlihat lebih baik daripada andara terus menerus merenung, meratapi kertas putih kosong berharap akan menemukan sebuah ide brilian untuk cerita anda. Menulis sempurna juga akan membuat anda tidak akan pernah percaya diri dengan apa yang anda tulis.

Menulislah dengan buruk, begitulah kata AS Laksana. Bukannya mengajari untuk membuat tulisan anda buruk lantas tidak enak untuk dibaca, tapi sebuah tulisan yang buruk setidaknya masih bsia untuk diperbaiki. Tuangkanlahh apa saja yang ada di pikiran anda tanpa ada sedikitpun perasaan takut akan kesalahan. Takut jika cerita yang anda tulis tidak sempurna. Bukankah itu semua bisa dibenahi dalam tahap editing?.

Maka, mulai sekarang mulailah menulis tanpa beban. Biarkan cerita apapun mengalir di dalam pikiran anda. Menulis berlembar-lembar dengan buruk masih lebih baik ketimbang merenungi selembar kertas putih kosong tanpa ada hasil. Masih takut menuli dengan buruk?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menghidupkan Kembali Budaya Unggah-ungguh (1)

Meredifinisikan Sebesar Keinsyafanmu, Sebesar Itu Pula Keuntunganmu

Tanah Air, Kumpulan Cerpen Kompas yang Paling Muktakhir