Sirkus Pohon, Menguak Apa yang Ada Di Belakang Layar (Review)
Setelah sekian lama pasca kemunculan Novel Ayah, Andrea Hirata menerbitkan kembali novel terbarunya bertajuk Sirkus Pohon. Konon novel ini adalah novel terlama yang dibuat oleh Andrea Hirata karena butuh observasi mendalam untuk mengumpulkan bahannya.
Selaras dengan judulnya, novel ini mnceritakan tentang kisah seorang yang bernama Sobri, tapi lantas dipanggil Hobri karena teman di warung kopi tidak bisa mengucapkan huruf S. Jika menyebut namanya akan lebih terdengar sebagai Hobri. Pria paruh baya ini adalah seorang pengangguran kelas kakap di Desa Ketumbi. Pangkat tertinggi yang pernah diembannya adalah kuli angkut serabutan di pasar. Berbeda jauh dengan saudara-saudaranya yang bahkan bisa menjadi teknisi di PN timah.
Oleh sebab itu pula Azizah, adiknya mengusir Hobri dari rumah atas dasar kepenganggurannya itu. Ia sudah jengah melihat kakaknya hidup terantuk-antuk hanya mengandalkan belas kasihan dan sesuap nasi darinya.
Hobri rupanya juga tertambat hatinya kepada seseorang bernama Dinda, seorang penjaga toko kelontong. Diketahuinya jika Dinda menyukai buah delima. Tahu seperti itu, tiap kali mengunjunginya Hobri selalu membawakannya buah delima. Sampai tiba di satu pertemuan Hobri mengutarakan hasrat terpendam untuk melamarnya. Akan tetapi ada satu syarat yang harus dipenuhi Hobri agar Dinda mau menerima pinangannya, bekerja dengan tetap.
Mau tak maupun Hobri pontang-panting ke sana kemari mencari pekerjaan. Berbagai instansi tak mau menerima tenaga kerja macam dirinya. Hanya seorang ibu yang akhirnya menerimanya bekerja, bos tukang sirkus. Jadilah Hobri sebagai badut sirkus.
Kisah Hobri dalam novel ini masih dirangkum Andrea dalam gaya khasnya yang hiperbolis. Ia menertawakan banyak kegetiran hidup, seperti dalam bab 'SMA dan Sederajat' contohnya, Andrea menggambarkan betapa sulitnya hidup tanpa ijazah SMA.
Secara keseluruhan novel ini cukup mengalir untuk dibaca. Meski ada sedikit kejanggalan, karena diselingi kisah cinta pandangan pertama ala sinetron yang tak kelar-kelar dan bikin geregetan.
Komentar
Posting Komentar