Semua Cerita Berawal dari Sebuah Premis



Banyak orang yang sudah punya keinginan untuk menulis, lalu dia melakukannya. Menuangkan apa saja yang bergerilya di pikirannya. Tapi kemudian stuck, lantas berhenti sejenak berharap ide akan mengalir lagi. Naskah itu terbengkalai. Lebih baik nasibnya jika tidak berakhir di recycle bin atau tong sampah.

Hal ini jamak terjadi karena mereka menulis tanpa persiapan. Bayangkanlah dari pengakuan Eka Kurniawan saja, menggarap novel terbarunya "O" butuh waktu lebih dari lima tahun.Eka adalah penulis kawakan sekaliber internasional. "Manusia Harimau"nya sudah tersebar dengan berbagai bahasa. Bahkan ia digadang-gadang menjadi suksesor Pramoedya Ananta Noer dalam sastra nasional.

Dan anda. Seorang penulis pemula, belum berpengalaman. Tapi sudah ingin membuat dunia sedikit berubah dengan tulisan anda. Itu tampak sulit.

Hal yang paling utama yang harus terlaksana sebelum menulis adalah berencana. Susunlah sebuah premis. Karena semua cerita berawal dari sana.

Apa itu premis?

Baiklah hal ini akan saya jelaskan dengan gamblang. Premis pada singkatnya adalah benang merah dari sebuah cerita yang akan anda bangun. Ia akan menjadi penunjuk kemana cerita anda akan dibawa. Cerita tanpa premis ibarat sedang berjalan di malam buta. Beberapa penulis memang menulis tanpa premis. Tapi, sebagai pemula hal itu terlihat sangat sulit. Pada ujungnya anda akan bertemu dengan stuck dan stuck  lagi.

Sebagai contoh, novel "Ayah" karya Andrea Hirata dibangun di atas premis sebagai berikut:

Seorang lelaki bernama Sabari yang tadinya tak sudi bercinta mendadak cinta mati pada Marlena. Ia rela mencintainya meski hanya sekedar menjadi penyelamat muka Marlena karena ia hamil di luar nikah. Marlena melahirkan dan Sabari begitu menyayangi anaknya. Meski tahu terang kalau anak itu bukan darah dagingnya. Tapi apa dinyanya, Marlena hanya cinta palsu pada Sabari. Selang beberapa saat ia pergi dan kawin lagi. Nahasnya ia turut mengambil anaknya saat Sabari sedang sayang-sayangnya pada anak itu. Sabari gila. Teman-temannya panik lantas berusaha untuk mencari anak itu. Selang berapa tahun dan kejadian akhirnya anak itu kembali dalam dekapan Sabari.

Premis dibuat sebagai gambaran besar agar cerita yang anda bangun berjalan sesuai jalannya. Dari premis kembangkanlah menjadi kerangka. Lalu munculkanlah konflik yang pelik. Akhiri cerita yang anda bangun tadi dengan cara anda. Karena anda adalah naratornya. Kontraktor dari semua cerita yang anda bangun tadi.

So, mulailah semua cerita dari premis.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menghidupkan Kembali Budaya Unggah-ungguh (1)

Meredifinisikan Sebesar Keinsyafanmu, Sebesar Itu Pula Keuntunganmu

Tanah Air, Kumpulan Cerpen Kompas yang Paling Muktakhir