‘Ada Cara Lain untuk Membayar Hutang Negeri Ini’
Rizal Ramli, mantan menko kemaritiman RI era Jokowi sebelum
digantikan Luhut Binsar Pandjaitan kemarin ( 15/10) datang untuk mengisi kuliah
umum. Dalam kesempatan tersebut beliau memaparkan betapa seharusnya Indonesia
yang kaya sumber dayanya bisa sejahtera. Pikiran ini terus menguar bahkan
semakin menjadi ketiak beliau menerima fellowship ke Jepang. Jepang, Negara tanpa
sumber daya, mayoritas tanahnya batu karang, bisa menjadi salah satu Negara dengan
kestabilan ekonomi yang diperhitungkan di Asia. Itulah yang akhirnya mendorong,
jebolan ITB ini untuk melanjutkan studi di bidang economic studies di Boston.
Rizal Ramli mempunyai banyak track record bagus di dalam
maupun luar pemerintahan. Paada medio tahun 2000-an ia sudah dituntut untuk
menyelamatkan kebangkrutan anak buah BUMN, Perusahaan Listrik Negeri dan Semen
Gresik yang saat itu asetnya minus 1,9 triliun. Dengan membenahi beberapa
sistem manajerial, akhirnya kedua perusahaan Negara itu bisa diselamatkan
bahkan surplus hingga 119 triliun. Itulah yang akhirnya membawanya menjadi
menteri keuangan era Gus Dur.
Ia juga menceritakan kisah tentang konfilik Jerman masa
lalu. Jerman negara yang religius, kriten protestan berkiblat ke sana. Peradaban
musik juga berkembang ke sana. Juga filsuf dengan 50 orang yang berasal dari
sana. Tapi mengapa Hitler bisa mengambil alih mereka. bangsa yang religious dan
rasional itu? Karena tidak berani menyatakan kebenaran.
Saat termin pertanyaan, seorang mahasiswa menanyakan tentang
potensi syari’ah di Indonesia. beliau mengungkapkan kenyataan bahwa manajemen
bank ekonomi syari’ah kurang baik. Bank Mu’amalat bahkan sekarang bangkrut dan
akan diakuisisi. Pemerintah harus memperbaiki sistem manajemen bank syari’ah
tersebut.
Beliau juga mengkritik pemerintah yang terus menaikkan
retribusi pajak sampai pada tingkatan yang kurang wajar untuk masyarakat kurang
mampu. Tahun ini pemerintah menghabiskan 630 triliun hasil pendapatan negara.
Prioritas bayaran pemerintah adalah membayar utang. Kedua pendidikan. Ketiga
baru infranstruktur.
Beliau berujar bahwa seharusnya ada cara lain untuk membayar
hutang. Dengan Jerman saat
memerintah sebagai menteri dulu misalnya, beliau menukar hutang dengan koservasi alam. Hasilnya
hutang dipotong puluhan jutaan dollar.
Pemerintahan sekarang malah menaikkan pajak untuk membayar
hutang Negara. Mencekik rakyat kecil demi dipuji oleh dunia internasional. Ada
cara lain yang lebih inovatif, kata beliau. “Tak harus mengobarkan rakyat demi
nama baik Negara” ujar beliau diiringi tepuk tangan meriah hadirin.
Komentar
Posting Komentar