Belajar dari NTB dan Zainul Majdi (1)


Politik merupakan hal selalu punya warna untuk diulik. Semua orang semakin terbuka untuk memimpin di zaman demokrasi liberal ini. Seperti itulah yang diutarakan Tuang Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi, Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) dalam lawatannya ke Universitas Darussalam Gontor beberapa pekan lalu.

Pada kesempatan itu beliau memaparkan betapa pentingnya perpolitikan di Negara ditangani oleh umat muslim. Paradigma bahwa politik itu kotor, tak mutlak dibenarkan. Justru kebutaan yang palinPeg buta adalah buta tentang politik. Beberapa cendikiawan muslim di masa lalu bahkan terjun ke dunia politik. Sebut saja Al-Mawardi dan buku rumusan politiknya ‘Al-Adab wa-d-Dunyaa’.

Dalam kesempatan itu beliau juga menceritakan liku panjang yang membawa NTB menjadi salah satu provinsi yang kini diperhitungkan di nusantara dengan halal tourism. Mengubah NTB menjadi seperti sekarang, ujar beliau, butuh usaha maksimal.

Masyarakat NTB dulu sama sekali tidak memiliki rasa kepercayaan diri untuk bergerak maju. Masyarakat seakan pasrah oleh keadaan. Bahkan ada sebuah jargon dari singkatan NTB yang terdengar sedikit kurang ajar yang tersebar di masyarakat, NTB bagi mereka adalah kepanjangan dari nasib tidak baik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menghidupkan Kembali Budaya Unggah-ungguh (1)

Meredifinisikan Sebesar Keinsyafanmu, Sebesar Itu Pula Keuntunganmu

Tanah Air, Kumpulan Cerpen Kompas yang Paling Muktakhir