Hujan Bulan Juni yang Berpindah Wahana


Kumpulan puisi Sapardi Djoko Darmono (SPD) kini beralih wahana menjadi novel. Dari novel bahkan sudah menjadi film yang dibintangi oleh Velove Vexia. Sebelum beralih wahan menjadi apapun kumpulan puisi Hujan Bulan Juni memang menjadi salah satu yang paling monumental dalam dunia kesusastraan tanah air. Bersama Aan Mansyur kumpulan puisi karya SPD ini pernah bertengger sebagai kumpulan puisi terlaris dan terfavorit sebelum dikalahkan oleh Dikatakan Atau Tidak Tetap Cinta-nya Tere Liye yang banyak menuai kontoversi.

Novel ini sendiri bercerita mengenai kisah cinta yang sebetulnya biasa terjadi di antara manusia. Tapi SPD sukses membalurinya dengan kata-kata puitis yang luar biasa enyentuh perasaan. SPD tak segan-segan bereksperimen. Misalnya dengan menaruh satu kalimat panjang yang bsia menghabiskan satu halaman penuh. Tulisan semacam ini tidak akan diterima oleh editor jika bukan dari SPD tentunya.

Berawal dari Pingkan dan Sarwono yang sama-sama mengajar di Universitas Indonesia dan terjerembab dalam cinta lokasi yang komplikatif, cerita ini mengalir.

Tapi kisah cinta banyak berbentur dengan beragam hal. Agama yang berbeda antara Sarwono dan Pingkan menjadi batu sandungan terbesar di antara dua insan yang sedang dimabuk ini. Selain itu tradisi yang nyata dalam berjurang juga menjadi hadangan. Sarwono kental dengan adat Jawa dan Pingkan dengan dara Gorontalo-nya.

SPD dalam cerita ini menunjukkan bahwa cinta dapat menembus segala macam dimensi. Ia mengisi setiap ruang hampa bernama kasih sayang. Bahwa cinta juga akan membawa setia insan yang bergelut di dalamnya ke perasaan saling menerima.


Namun jangan harap akan menumukan akhir kisah yang indah khas drama-drama telenovela atau FTV apalagi drama India. SPD memberikan akhir kisah yang luar biasa anti klimaks dengan jalan menuju klimaks cerita yang telah dibangun sebelumnya. Tapi terlepas dari itu, SPD memang layak dinobatkan sebagai sastrawan berpengaruh di dalam dunia sastra modern Indonesia kini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menghidupkan Kembali Budaya Unggah-ungguh (1)

Meredifinisikan Sebesar Keinsyafanmu, Sebesar Itu Pula Keuntunganmu

Tanah Air, Kumpulan Cerpen Kompas yang Paling Muktakhir