Sumatra Adalah Benny Arnas, Benny Adalah Sumatra



Penulis kelahiran Lubuk Linggau ini sudah tak asing lagi mengisi pelbagai koran nasional macam Republika, Kompas, Jawa Pos, dsb. Kumpulan cerpen yang dia tulis dan dimuat di koran seputaran tahun 2009-2010 terkumpul dalam Kumpulan Cerpen 'Bulan Celurit Api'. Kumcer ini mengganjar dua penghargaan sekaligus. Yang pertama dari Balai Pustaka serta Pena Awards.

Tulisan Benny Arnas memang lebih berfokus pada cerita pendek yang mendalam. Dalam sempitnya ruang berekspresi dalam sebuah cerpen, Benny mampu menuangkan seluruh ekspresinya itu. Kumpulan cerpen keduanya, 'Cinta tak Pernah Tua' (2013) merupakan kumpulan dari cerpen Benny yang pernah dimuat di koran nasional di medio 2013.

Kreativitas Benny tidak berhenti sampai disitu. Penghargaan yang disabetnya sebagai novel unggulan di Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta 2016 menjadi pembuktiannya. Curriculum Vitae yang ditulisnya menjadi saingan berat novel juara, Semua Ikan Di Langit karya Ziggy. Bercerita mengenai sepesang bebek yang lahir lantas saling mencinta, alur dalam novel ini berjalan dengan cara yang sangat konvensional. Ada perpisahan, lantas rujuk kembali. Namun Benny berhasil membawa pembaca kepada suatu cara baca yang baru, yang sensasinya jarang didapat ketika memebaca novel lain. Cara bercerita Benny terlampau hebat.

Benny Arnas terkenal sebagai sastrawan yang sering mengangkat tema lokalitas dalam setiap karyanya. Cerpen yang ada di dalam kumpulan cerpen Sejumlah Alasan Mengapa Setiap Anak Sebaiknya Melahirkan Seorang Ibu kebanyakan bercerita tentang Sumatra.

Cerpen Di Napalmelintang Bunga-Bunga Tidak Boleh Melayu yang sempat dimuat di Jawa Pos juga luar biasa kental akan nuansa Sumatranya. Begitu jua dengan cerpen-cerpen yang pernah dimuat di beberapa koran nasional lainnya. Benny selalu mencitrakan diri sebagai sastrawan Lubuklinggau yang cinta tanah sendiri. Dari karya-karyanyalah wawasan akan adat dan budaya Sumatra akan semakin terbukan. Sumatra adalah Benny Arnas, dan Benny adalah Sumatra.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menghidupkan Kembali Budaya Unggah-ungguh (1)

Meredifinisikan Sebesar Keinsyafanmu, Sebesar Itu Pula Keuntunganmu

Tanah Air, Kumpulan Cerpen Kompas yang Paling Muktakhir