Liverpool dan Para Tukang Sprint yang Mematikan


Banyak orang yang mengatakan bahwa menjadi fans bagi klub sebesar Liverpool adalah ketidakbisa move-on-nan dari kejayaan masa lalu. Membangga-banggakan masa lalu yang jaya tanpa pernah melihat apa saja yang telah zaman sekarang peroleh. Ibaratnya, jika sedang mengendarai kendaraan maka fans it uterus menerus menoleh ke belakang melalui kaca spion.

Tapi harus saya berikan pemahaman baik-baik bahwa the Kops sudah berbeda di tangan Klopp! Camkan baik-baik!

Liverpool pada musim ini tampil sangat mengesankan meski hanya terduduk di posisi ketiga memasuki macthday ke 30. Tertinggal satu poin saja dari the Red Devil. Dan lebih dari itu, Liverpool merupakan tim yang memiliki rasio gol tertinggi dari sebuah serangan balik pada pertengahan musim.

Statistik pertengahan musim (di seluruh turnamen yang Liverpool ikuti) mencatatkan bahwa Liverpool memiliki rasio 7/18 gol melalui serangan bali. Dari 23 gol, 7 gol di antaranya dicetak melalui skema serangan balik. Presentasenya 30,4 %. Jauh meninggalkan MU di posisi kedua yang hanya mencetak 4 gol dari 35 golnya tengah musim ini. City saja hanya mencatatkan sebiji gol dari skema serangan balik meski memiliki rataan gol dua kali lipat dari Liverpool.

Dari 262 tembakan yang pemain Liverpool lepaskan musim ini, setengah di antaranya berasal dari skema serangan balik. City yang mencatat 270 tembakan hanya memiliki tembakan melalui skema serangan balik dengan presentase 2,2 %. Dan secara keseluruhan, sebanyak 5/7 gol serangan balik the Reds dicetak ketika bermain away. Itu artinya Liverpool memiliki serangan balik yang jauh mematikan ketika berlaga tandang.

Hal ini bisa terjadi tak terlepas dari skema gegenpressing dan pelari-pelari ulung yang dimiliki the Reds. Sebelum kepergian Cou, Liverpool sangat berbahaya dalam serangan balik cepatnya. Seperti yang terjadi saat Liverpool melawan Arsenal maupun Spartak di Liga Champion. Liverpool berhasil menunjukkan ‘ketergesa-gesaannya’ dalam mencetak gol selagi tim lawan masih dalam posisi transisi. Bola dialirkan sedemikan cepatnya dari kaki ke kaki. Dari Cou ke Firmino, dari Firmino ke Mane, dan kemudian dieksekusi Salah ataupun bergantian. Selain trisula maut dan Cou (yang sekarang perannya digantikan Ox), wing back kanan-kiri Liverpool adalah pelari ulung yang tak segan maju untuk membantu serangan. Sudah hampir dipastikan masa transisi lawan akan langsung buyar jika menghadapi betapa cepatnya bola mengalir dari kaki ke kaki pemain Liverpool.
Dan tak lama kemudian Salah sudah menjaringkan bola ke gawang.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menghidupkan Kembali Budaya Unggah-ungguh (1)

Meredifinisikan Sebesar Keinsyafanmu, Sebesar Itu Pula Keuntunganmu

Tanah Air, Kumpulan Cerpen Kompas yang Paling Muktakhir