Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2017

Sirkus Pohon, Menguak Apa yang Ada Di Belakang Layar (Review)

Gambar
Setelah sekian lama pasca kemunculan Novel Ayah, Andrea Hirata menerbitkan kembali novel terbarunya bertajuk Sirkus Pohon. Konon novel ini adalah novel terlama yang dibuat oleh Andrea Hirata karena butuh observasi mendalam untuk mengumpulkan bahannya. Selaras dengan judulnya, novel ini mnceritakan tentang kisah seorang yang bernama Sobri, tapi lantas dipanggil Hobri karena teman di warung kopi tidak bisa mengucapkan huruf S. Jika menyebut namanya akan lebih terdengar sebagai Hobri. Pria paruh baya ini adalah seorang pengangguran kelas kakap di Desa Ketumbi. Pangkat tertinggi yang pernah diembannya adalah kuli angkut serabutan di pasar. Berbeda jauh dengan saudara-saudaranya yang bahkan bisa menjadi teknisi di PN timah. Oleh sebab itu pula Azizah, adiknya mengusir Hobri dari rumah atas dasar kepenganggurannya itu. Ia sudah jengah melihat kakaknya hidup terantuk-antuk hanya mengandalkan belas kasihan dan sesuap nasi darinya. Hobri rupanya juga tertambat hatinya kepada seseorang...

Eka Kurniawan, Di Gadang-Gadang Jadi Penerus Mas Pram (Profil)

Gambar
Novel-novelnya berdar luas tak hanya di dalam negeri. Mancanegarapun sudah dijajaki untuk memperkenalkan sastra negeri ini. Bahkan namanya digadang-gadang menjadi penerus Pramoedya Ananta Noer dalam kesdenganusatraan Indonesia. Ini bukan buatan, Jon Fasman (Pemred The Economist) sendiri yang menyatakannya. Eka Kurniawan lahir di Tasikmalaya, 28 November 1975. Dia lulus dari Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada dengan skripsi 'Pramoedya Ananta Noer dan Sastra Realisme Sosialis', yang lantas diterbitkan oleh Gramedia pada tahun 2006 (skripsinya saja dijadikan buku). Eka pertama kali menghasilkan karya pada tahun 2000, dengan kumpulan cerpen berjudul Corat-Coret Di Toilet yang diterbitkan oleh Gramedia. Namanya mulai melangit ketika novel pertamanya 'Cantik Itu Luka' menyedot perhatian sastrawan di medio tahun 2000. Novel pertamanya ini lantas diterbitkan dalam Bahasa Jepang oleh penerbit Shinpusa (2006). Karyanya tak berhenti sampai disitu novelnya ...

Ternyata Judul Juga Berpengaruh

Gambar
'Robohnya Surau Kami', apakah surau itu roboh tak dibuat-buat. Kenapa bisa roboh? Siapakah yang merobohkannya? 'Orang-Orang Bloomington', siapakah mereka? Apa saja yang mereka perbuat? Di mana mereka ada? Dua contoh di atas tadi mencontohkan bagaimana seharusnya judul sebuah karya dibuat. Apa kesan yang dibangun ketika anda membaca sekelumit judul tersebut? Tentu membuat penasaran. bentuk seperti itu biasa disebut dengan pertanyaan dalam bentuk pernyataan. Judul sebuah karya haruslah membuat pembacanya penasaran. Dari rasa penasaran tersebut para pembaca akan mulai membaca karya anda. Jika rasa penasaran ini tidak berhasil dibangun, pembaca hanya akan melihatnya sejenak sambil lalu. Tak hanya itu, beberapa penulis ekspert menyarankan agar judul tidak ditulis lebih dari 7 kalimat. Ini seperti sudah menjadi aturan tidak tertulis di kalangan penulis. Tengoklah jika tak percaya, 'LaskarPelangi', 'Ayat-Ayat Cinta', 'Semua Ikan Di Langit', ...

Curriculum Vitae, Novel dengan Penuh Identitas Hidup

Gambar
Dari semua novel pemenang DKJ, CV punya kover paling menarik Curriculum Vitae karya Benny Arnas punya teknik tak lazim dalam penulisannya. Meski tak menjadi juara dalam Sayembara novel DKJ (karena hanya ada satu juara tunggal, yaitu Semua Ikan Di Langit), novel Benny ini berhasil menyita perhatian karena teknik penulisannya benar-benar menabrak pakem (sepertinya tak berlebihan, jika saya mengatakan novel ini punya teknik tunggal di Indonesia). Seratus Enam Urusan, Sembilan Puluh Perumpamaan, Sebelas Tokoh, Sepasang Kegembiraan Seperti yang tertera pada kovernya, novel terdiri dari 166 sub bab dan sebelas tokoh (tapi saya tidak menghitungnya dengan baik). Ya, benar novel ini ditulis dengan teknik berbeda dengan teknik penulisan novel-novel pada umumnya. Jika biasanya novel-novel diceritakan dengan narasi yang panjang untuk memperkuat penceritaan, novel Benny kali ini ditulis dengan narasi yang pendek (sangat pendek bahkan) di tiap bab. Tak mengeherankan jika perbabnya nov...

Menulis Buruk

Gambar
Tidak ada orang yang tidak ingin menjadi sempurna. Begitulah kiranya, apa yang anda pikirkan ketika ingin pertama kali menulis sebuah cerita. Anda ingin cerita yang anda bangun sempurna, punya plot yang mengesankan, tokoh yang menarik, bahkan bisa membuat orang tersedu-sedu mmebacanya. Itu sebuah pikiran yang sangat baik, tapi tidak baik. Bagaimana maksudnya? Tuntutan untuk menulis secara sempurna akan membuat anda terbebani. Itu akan membuat anda berkutat berjam-jam dengan draf yang rupanya baru anda tulis sebanyak satu paragraf. Itu masih terlihat lebih baik daripada andara terus menerus merenung, meratapi kertas putih kosong berharap akan menemukan sebuah ide brilian untuk cerita anda. Menulis sempurna juga akan membuat anda tidak akan pernah percaya diri dengan apa yang anda tulis. Menulislah dengan buruk, begitulah kata AS Laksana.  Bukannya mengajari untuk membuat tulisan anda buruk lantas tidak enak untuk dibaca, tapi sebuah tulisan yang buruk setidaknya masih bsia u...

Semua Cerita Berawal dari Sebuah Premis

Gambar
Banyak orang yang sudah punya keinginan untuk menulis, lalu dia melakukannya. Menuangkan apa saja yang bergerilya di pikirannya. Tapi kemudian stuck , lantas berhenti sejenak berharap ide akan mengalir lagi. Naskah itu terbengkalai. Lebih baik nasibnya jika tidak berakhir di recycle bin atau tong sampah. Hal ini jamak terjadi karena mereka menulis tanpa persiapan. Bayangkanlah dari pengakuan Eka Kurniawan saja, menggarap novel terbarunya "O" butuh waktu lebih dari lima tahun.Eka adalah penulis kawakan sekaliber internasional. "Manusia Harimau"nya sudah tersebar dengan berbagai bahasa. Bahkan ia digadang-gadang menjadi suksesor Pramoedya Ananta Noer dalam sastra nasional. Dan anda. Seorang penulis pemula, belum berpengalaman. Tapi sudah ingin membuat dunia sedikit berubah dengan tulisan anda. Itu tampak sulit. Hal yang paling utama yang harus terlaksana sebelum menulis adalah berencana. Susunlah sebuah premis. Karena semua cerita berawal dari sana. Apa it...

Panggung Sastra Akbar Negeri, Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta

Gambar
Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta memang selalu menjadi pusat perhatian bagi seluruh pegiat sastra nasional. Ini ditunjukkan dengan betapa ketatnya juri menyeleksi naskah-naskah yang masuk. Komposisi juri yang sangat expert dalam bidang sastra juga mempengaruhi kelas sayembara dua tahunan ini. Sebut saja Seno Gumira Ajidarma , Bramantio dan Zen Hae pernah menjadi juri dalam acara bergengsi tersebut. Sayembara ini sendiri sudah digelar sejak tahun 1974. Tujuan utamanya memang untuk memancing semangat literasi dari sastrawan-sastrawan Indonesia. Acara inipun terhitung berhasil untuk mencapai tujuan utamanya itu. Banyak para sastrawan yang tak dikenal namanya mendadak naik daun karena novelnya jadi juara dalam ajang itu. Yang paling fenomenal adalah Novel Puya ke Puya kepunyaan Faisal Oddang yang menjadi pemenang unggulan dalam acara ini. menjadi fenomenal mengingat pada saat itu dia masih tercatat sebagai mahasiswa jurusan Sastra Indonesia  Universitas Hassanudin Makassa...

Mencicip Hikmah Di Setiap Peristiwa dalam 'Sekap' (Review)

Gambar
Kompilasi cerita pendek memang selalu nikmat untuk dibaca di kala senggang. Tidak bertele-tele dan cepat selesai menjadi alasan utamanya. Begitu juga dengan kompilasi cerita pendek Sekap yang diterbitkan oleh ITQAN Publishing. Buku ini enak diresapi sebagai sebuah hiburan di tengah hiruk-pikuknya pekerjaan. Terdiri dari 20 cerita pendek pilihan yang tersebar di Redaksi ITQAN Group, buku ini menawarkan beragam nuansa. Sekap sendiri diambil dari cerita pendek dengan judul yang sama yang berkisah tentang kebenaran yang sekarang banyak dilawan. Bukan hanya "Sekap" saja yang bergenre thriller, ada juga cerita tentang seorang anak yang berdendam kepada ayahnya. yang jahat. Cerita pendek khas remaja juga tertuang dalam cerita "Ternyata Hanya Mimpi". Begitu juga dengan cerita pendek dengan judul "Melawan Maut" yang mempertanyakan kematian yang telah merenggut nyawa banyak orang. Secara keseluruhan kompilasi cerita pendek pilihan karya ITQAN Group ini la...

Semua Ikan Di Langit, Sebuah Karya Sastra Kolosal Penuh Imajinasi

Gambar
Sayembara Dewan Kesenian Jakarta selalu memberi warna baru dalam dunia kesusastraan Tanah air. Ini dibuktikan dengan karya-karya jebolannya yang menjadi perbincangan di kalangan sastrawan. Semua Ikan Di Langit karya Ziggy Zezsyazeoviennazabkrie, mendadak tenar karena berhasil memenangi sayembara ini pada tahun 2016. Bukan hanya karena itu, ketidakhadiraan Zigy di malam acara penobatan juga mengundang perbincangan. Novel ini menjadi pemenang tunggal berdasarkan laporan pertanggun jawaban para juri. Itu berarti tidak ada pemenang kedua dan ketiga pada sayembara tahun 2016. "Semua Ikan Di Langit ditulis dengan keterampilan bahasa yang berada di atas rata-rata dibandingkan penulis lainnya," begitu bunyi laporan yang dipublikasikan oleh dewan juri. Novel ini sendiri beramomakan filsafat karena membahas tentang Tuhan. Tapi Ziggy sangat berhati-hati membahasnya karena ini merupakan yang sangat sentimentil. Dengan tokoh utama sebuah bis damri jurusan Dipatukur-Leuwipanjang (Band...